Sebagai perusahaan yang sedang berkembang di bidang keberlanjutan, kami menyadari bahwa setiap tren kebijakan berskala global atau nasional akan mempengaruhi praktik kami secara lokal. Oleh karena itu, Tri Hita Consulting telah mempercayakan para Dewan Penasihat untuk berbagi wawasan dan rekomendasi berharga dalam memajukan inisiatif keberlanjutan kami. Tidak hanya itu, kami juga memanfaatkan momen ini untuk merangkul pengetahuan global dalam memahami tren dan perkembangan peraturan saat ini.
Pada kesempatan ini, kami menambah wawasan kami akan regulasi dan praktik keberlanjutan yang dalam waktu dekat akan berdampak pada rantai pasok di Indonesia:
- Di Eropa – Seiring dengan berkembangnya isu keberlanjutan selama lima dekade terakhir, kita semakin sering mendengar tentang pendanaan berkelanjutan, skenario iklim, penilaian risiko untuk investasi, dan kemitraan terkait antara negara-negara Eropa dan Indonesia. Contohnya, Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (Carbon Border Adjustment Mechanism / CBAM) akan berdampak pada impor produk dari sektor industri tertentu dengan jejak karbon tinggi.[1]
- Di Amerika Serikat – Keberlanjutan telah menjadi konsep yang semakin umum di lingkup bisnis. Dalam hal rantai pasokan mineral kendaraan listrik, Indonesia memegang potensi kesepakatan untuk menjadi pemasok nikel bagi AS [2] karena kapasitas produksi nikel Indonesia menyumbang hampir setengah dari produksi nikel global di tahun 2022.[3]
Sementara itu, Indonesia baru-baru ini meluncurkan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan / CIPP) untuk Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership / JETP), yaitu sebuah kerangka strategis nasional untuk upaya dekarbonisasi dan transformasi energi.[4] Transisi menuju energi terbarukan semakin berprogres, seiring dengan persiapan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menyusun peta jalan penghapusan penggunaan batubara pada tahun 2050 serta target Energi Terbarukan Nasional untuk mencapai 44% pada tahun 2030.[5] Selain itu, terdapat peningkatan tren co-production produk hidrogen ramah lingkungan dan non-fosil, khususnya di Kalimantan.[6]
Tri Hita Consulting selalu antusias mendukung sektor swasta dan publik yang ingin mempersiapkan diri untuk bersaing di dunia yang terhubung secara global.
Berencana memulai inisiatif keberlanjutan di organisasi Anda di tahun ini? Segera hubungi kami di info@trihita-consulting.com untuk informasi lebih lanjut.
—-
Referensi:
[2] https://www.euronews.com/business/2023/11/13/us-and-indonesia-in-talks-over-ev-mineral-alliance
[3] https://www.statista.com/statistics/264642/nickel-mine-production-by-country/
[5] https://iesr.or.id/draf-cipp-targetkan-44-persen-bauran-energi-terbarukan-pada-2030