Mempersiapkan Perusahaan Energi Terbarukan Ikut Serta di Pasar Karbon

Pasar Karbon Indonesia telah menarik perhatian para pemain sektor swasta sejak awal peluncurannya pada 26 September 2023.

Pelaku usaha telah menyadari adanya potensi ekonomi dari berpartisipasi dalam pasar karbon, yang juga memungkinkan mereka untuk memelihara tanggung jawab lingkungan mereka kepada publik. Hingga 29 Februari 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencatat sejumlah 50 entitas peserta Pasar Karbon dengan volume karbon yang diperdagangkan mencapai 501.910 ton CO2eq. Jumlah ini belum termasuk 3.418 entitas yang mendaftar di Sistem Registrasi Nasional Perubahan Iklim (SRN-PPI), yang peningkatannya terlihat optimis bagi Indonesia untuk memenuhi komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) [1].

Sektor energi, khususnya ketenagalistrikan, merupakan penyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia yaitu sebesar 44% dari total emisi negara [2]. Penyedia energi terbarukan tentu memiliki keunggulan kompetitif dalam pengurangan emisinya, yang dapat diklaim sebagai Kredit Karbon. Namun, untuk bisa mengikuti perdagangan karbon, pelaku usaha harus menyiapkan Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim atau yang dikenal dengan DRAM. Dokumen ini diperlukan untuk mendapatkan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) sebagai Kredit Karbon yang diperdagangkan [3].

Pada tanggal 27 hingga 29 Februari 2024, Tri Hita Consulting bersama dengan Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia dalam kolaborasi dengan Direktorat Aneka EBT dan Direktorat Bioenergi untuk menyelenggarakan workshop tentang Penurunan Emisi GRK Metodologi Perhitungan dan sosialisasi DRAM, dimana Dit. Aneka EBT merupakan pemrakarsa untuk untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA/M/MH) dan Dit. Bioenergi merupakan pemrakarsa untuk untuk pembangkit listrik tenaga Biogas (PLTBg). Workshop ini bertujuan untuk mendukung para pelaku usaha, khususnya perusahaan energi terbarukan, dalam menghitung penurunan emisi dan menyusun DRAM sehingga dapat berpartisipasi dalam pasar karbon Indonesia. Workshop pertama ditujukan secara khusus pada Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan dilaksanakan selama dua hari, tanggal 27 hingga 28 Februari, di Medan. Sedangkan workshop kedua ditujukan bagi perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air, Mini Hidro dan Mikro Hidro (PLTA/M/MH) on-grid dan off-grid, yang diselenggarakan selama satu hari pada tanggal 29 Februari di Bogor. Sejumlah 124 peserta workshop baik yang hadir secara online maupun offline terdiri dari perwakilan perusahaan energi terbarukan, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan pejabat pemerintah.

Agenda workshop ini mencakup beberapa topik, dimulai pengenalan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan SRN-PPI. Dalam sesi ini para fasilitator menyoroti adanya nilai ekonomi dari upaya pengurangan dan penyerapan emisi karbon, yang dapat diperhitungkan sebagai satuan karbon untuk diperdagangkan. Agar memenuhi syarat untuk diperdagangkan, perusahaan harus melaporkan unit karbonnya ke SRN-PPI. SRN-PPI merupakan platform dari KLHK yang menyimpan catatan unit karbon yang valid untuk ditransaksikan di pasar. Oleh karena itu, untuk dapat melaporkan diri ke SRN-PPI, perusahaan perlu menyiapkan Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim (DRAM).

Workshop ini juga menguraikan metodologi penghitungan GRK untuk pengurangan atau penyerapan emisi dari  pembangkit PLTA/M/MH on-grid dan off-grid, kemudian ditutup dengan sesi studi kasus yang diikuti oleh seluruh peserta workshop. Sebelum perusahaan dapat menyiapkan DRAM, mereka harus mengetahui potensi penurunan emisi GRK dan inventarisasi GRK untuk pelaporan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan kuantifikasi emisi GRK mereka menggunakan metodologi yang tepat berdasarkan karakteristik spesifik dari setiap pembangkit listrik. Metodologinya mencakup berbagai aspek, dimulai dari penentuan cakupan emisi, pemilihan faktor emisi, hingga prosedur penghitungan emisi. Pada penghujung sesi, panitia memberikan kesempatan pada para peserta untuk melakukan simulasi perhitungan menggunakan data dummy atau data perusahaannya.

Setelah sesi metodologi, peserta mendapat sosialisasi tentang DRAM yang mencakup berbagai mekanisme pasar karbon, penjelasan setiap bagian formulir DRAM beserta lampiran yang diperlukan, dan diakhiri dengan sesi praktik pengisian formulir DRAM. Setiap sesi workshop ini memantik banyak diskusi dan studi kasus menarik yang memperkaya perspektif masing-masing peserta. Beberapa perusahaan terlihat mengevaluasi kembali kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam pasar karbon berdasarkan kapasitas operasi dan kelayakannya, dan yang lainnya bahkan menunjukkan minat untuk segera memasuki pasar karbon.

Kami harap workshop ini turut berkontribusi dalam meningkatkan partisipasi perusahaan pembangkit listrik pada pasar karbon, terlebih mengingat peran sektor energi sebagai salah satu industri penyumbang emisi terbesar yang diprioritaskan dalam mitigasi perubahan iklim. Sebagai informasi, kami akan melakukan lebih banyak sosialisasi serupa pada perusahaan dengan jenis energi terbarukan lainnya. Jika Anda memerlukan bantuan untuk mempersiapkan perusahaan Anda untuk:

Hubungi kami di info@trihita-consulting.com untuk informasi lebih lanjut.

 

Referensi:

[1] https://www.cnbcindonesia.com/market/20240304154728-17-519514/pengguna-jasa-bursa-karbon-tembus-50-nilai-transaksinya-segini  

[2] https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-inventarisasi-emisi-gas-rumah-kaca-sektor-energi-tahun-2020.pdf  

[3] https://jdih.menlhk.go.id/new/uploads/files/2022pmlhk021_menlhk_10252022143318.pdf  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

You might also like