Senang melihat pembagian hasil kepada mitra pemerintah daerah kami!
Pada tanggal 13 Oktober 2023, Asian Development Bank (ADB) mengundang lembaga pemerintah di Bali untuk mengikuti workshop untuk berbagi hasil kajiannya tentang Pemodelan Sistem Energi di Kota Denpasar. Tri Hita telah mendukung pendataan tersebut.
Denpasar dipilih karena beberapa alasan: komitmen Pemerintah Provinsi Bali terhadap energi bersih dan inisiatif emisi Net-Zero. Inisiatif ini terdiri dari upaya pembangunan rendah karbon di Bali melalui transisi ke energi terbarukan, mobilitas listrik, dan kewirausahaan iklim untuk mencapai emisi Bali Net Zero pada tahun 2045. Lokakarya ini dihadiri oleh lebih dari 42 peserta yang berasal dari beberapa lembaga pemerintah dan penelitian.
Studi yang dilakukan oleh PricewaterhouseCoopers India untuk ADB memberikan pemodelan energi untuk kota tersebut menggunakan MESSAGEix; alat ini dikembangkan di Eropa. Perangkat ini pertama kali digunakan di tingkat kota di Indonesia untuk proyek ini. Kajian ini menggunakan data untuk membandingkan proyeksi penggunaan energi di masa depan dengan menggunakan skenario BAU (business as Usual) dengan menggunakan skenario sumber energi LC (low carbon). Tri Hita bekerja sama dengan pemerintah kota mendukung pendataan tersebut.
Beberapa temuan dari penelitian ini adalah:
- Minyak bumi merupakan sumber energi penting bagi kota Denpasar, diikuti oleh listrik dan LPG.
- Dalam skenario LC: (1) tenaga surya akan tumbuh pada CAGR di atas 15% dan mencakup sekitar 90% energi domestik; (2) penggunaan biomassa untuk memasak akan digantikan oleh biofuel dan akan tumbuh dengan CAGR masing-masing sebesar -7,1% dan 9,3%; (3) pasokan energi primer dari sumber impor pada tahun 2050 berkurang sebesar 13,2% dibandingkan skenario BAU.
- Permintaan energi final dalam skenario LC: (1) pengurangan permintaan energi di sektor transportasi dan memasak di perumahan akan signifikan karena adanya peralatan yang hemat energi, elektrifikasi, dan transisi ke bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan; (2) transisi menuju listrik off-grid pada sektor perumahan (peralatan) dan komersial akan mengurangi permintaan energi.
Lebih lanjut, kajian tersebut menggarisbawahi Jalur Energi Rendah Karbon di Kota Denpasar untuk tahun 2050
- Lebih dari 25% kegiatan memasak di rumah tangga beralih ke memasak listrik pada tahun 2050;
- Lebih dari 15% kendaraan listrik menembus sektor transportasi pada tahun 2050;
- Pencampuran biofuel lebih dari 20% pasokan minyak bumi konvensional untuk transportasi pada tahun 2050;
- 8% dari total kebutuhan listrik di bangunan tempat tinggal akan dipenuhi oleh panel surya atap pada tahun 2050;
- Lebih dari 80% seluruh kebutuhan pendinginan akan dipenuhi melalui Pendingin Sentrifugal Efisien (pendinginan distrik) pada tahun 2050.
Namun, investasi diperlukan untuk menerapkan tindakan guna mencapai tujuan yang diuraikan dalam jalur di atas. Total investasi yang dibutuhkan dalam skenario LC antara tahun 2020-30, 2030-40, dan 2040-50 masing-masing diperkirakan sekitar USD 0,51 miliar, 1,14 miliar, dan 2,58 miliar. Investasi sisi permintaan akan fokus pada sektor transportasi dan perumahan untuk peningkatan efisiensi peralatan dan pengenalan mobilitas listrik dan biofuel. Selain itu, diperlukan lebih banyak investasi untuk mengembangkan kontributor utama seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off-grid, sistem pendingin distrik, transportasi penumpang (listrik), dan memasak listrik dengan total nilai sebesar USD 595 juta pada tahun 2050.
Pembiayaan berkelanjutan menjadi semakin penting dalam keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan proyek-proyek terkait perubahan iklim. Tri Hita terkenal dalam mendukung ekosistem pembiayaan berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang cara mengakses keuangan berkelanjutan? Bicaralah dengan tim kami info@trihita-consulting.com