Bali, Rumah Konsultasi Kami – Industri Pariwisata yang Tidak Berkelanjutan?

Menurut UNWTO World Tourism Barometer, pariwisata global terus meningkat pada tahun 2023, dengan perkiraan 1,3 miliar kedatangan wisatawan internasional. Meningkatnya jumlah pengunjung ke destinasi wisata populer seperti Bali dan Indonesia dapat mengakibatkan overtourism. Overtourism dapat didefinisikan sebagai situasi di mana tuan rumah atau tamu, penduduk lokal atau pengunjung, merasa bahwa jumlah pengunjung terlalu banyak dan kualitas hidup atau kualitas pengalaman di daerah tersebut telah menurun secara tidak dapat diterima. Dampak negatif dari overtourism antara lain:

  • Peningkatan emisi karbon terkait transportasi.
  • Eskalasi harga rumah bagi penduduk lokal.
  • Harga yang melonjak.
  • Antrian yang berlebihan.
  • Kerusakan di situs-situs bersejarah.
  • Kemacetan lalu lintas.
  • Dampak terhadap alam.

Kantor kami berada di Bali, dan anggota tim Tri Hita Consulting mengalami fenomena ini secara langsung. Dampak negatif yang kami lihat bervariasi dari sesuatu yang ringan dan dapat ditoleransi hingga sesuatu yang menurut kami bisa sangat serius dan merusak Bali jika tidak ditangani. Salah satu masalah serius yang muncul dari perkembangan pariwisata yang berlebihan adalah hilangnya sawah yang memiliki dua fungsi penting: keamanan pangan dan penyerapan air (sawah terasering). Karena hukum zonasi tidak diterapkan secara efektif di Bali, banyak sawah yang dibangun menjadi vila, hotel, restoran, dan klub untuk mengakomodasi wisatawan dan pengunjung. Masalah serius lainnya adalah manajemen limbah dan penurunan sumber air.

Beberapa mekanisme untuk mengatasi overtourism telah diterapkan di kota-kota tujuan wisata populer di seluruh dunia. Di antara upaya tersebut adalah:

  • Pajak wisata.
  • Larangan kapal pesiar.
  • Pembatasan dari salah satu pasar online besar untuk homestay di seluruh dunia.
  • Pembatasan perilaku wisatawan di situs penting.
  • De-marketing.
  • Mengurangi “Wisatawan dan Pariwisata Buruk”.
  • Penetapan harga dan pembatasan.

Kami percaya bahwa mekanisme apa pun yang akan dilakukan harus diputuskan berdasarkan analisis dari fakta yang komprehensif dan dianggap paling bermanfaat bagi masyarakat lokal (secara ekonomi, sosial, dan ekologis). Sebagai pekerja di bidang keberlanjutan, kami merasa sangat sedih melihat fenomena ini telah membuat Pulau Dewata menjadi tidak seimbang. Tri Hita berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pariwisata yang bertanggung jawab dan perlindungan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.

#pariwisata_berkelanjutan #Bali #Indonesia

Sumber: https://www.statista.com/chart/21793/international-tourist-arrivals-worldwide/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

You might also like